Liputan6.com, Jakarta – Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Profesor Komarudin didampingi wakil rektor I, II, III, IV beserta jajaran terkait belum lama ini mengunjungi Cugenang Community Center (CCC) yang terletak di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk membuka peluang kerja sama pengelolaan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di bidang Pencak Silat.
Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan bahwa UNJ tertarik untuk bekerjasama dengan Yayasan Kinarya Didaktika (YKD) selaku pengelola CCC, suatu pusat komunitas pendidikan untuk masyarakat di sekitar lokasi pusat komunitas.
Rektor UNJ juga mengapresiasi YKD yang telah mendorong adanya gagasan agar UNJ membuka cabang kampus khusus untuk program pendidikan pencak silat di kompleks yang dulunya merupakan sekolah gratis untuk anak-anak gifted dari kalangan dhuafa di Kabupaten Cianjur tersebut. Cianjur dikenal sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki seni pencak silat tradisional sendiri.
“Kita (UNJ dan YKD) memiliki semangat sama, yakni semangat untuk memajukan pendidikan bangsa kita. Muara dari kerja sama ini nantinya adalah mendirikan PSDKU khusus di bidang Pencak Silat. Program PSDKU juga dikenal di kampus-kampus lain sebelumnya. Misalnya ITB Kampus Cirebon, UNESA Kampus Ngawi, UB Kampus Jombang, UPI Kampus Purwakarta, dan lainnya” jelas Prof. Komarudin.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menjalankan program PSDKU, UNJ harus bekerjasama dengan perguruan tinggi lokal yang ada di daerah tersebut. Untuk di Cianjur misalnya, perguruan tingginya adalah Universitas Surya Kencana.
Pola PSDKU ini tampaknya menjadi yang paling relevan karena cakupan kerja sama lebih luas, yaitu dengan Pemda, masyarakat setempat, yayasan, dan perguruan tinggi. Dengan kerja sama tersebut, diharapkan manfaatnya besar dan keberlanjutannya lebih lama.
“Pengembangan ke depan tidak hanya olahraga pencak silat, bisa berkembang ke prodi-prodi yang lain. Ini bisa memenuhi kebutuhan masyakarat setempat, tidak hanya Cianjur tapi juga Jabar,” lanjut Prof. Komarudin
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YKD HMBC Rikrik Rizkiyana mengatakan, yayasan selaku pengelola aset CCC menyambut baik rencana UNJ untuk menjadikan kompleks sekolah seluas 1,2 hektare itu sebagai kampus UNJ di luar kota Jakarta yang akan menjadi cabang Kekhususan Keolahragaan UNJ dengan program studi pencak silat.
“Kami mewakafkan padepokan ini untuk menjadi bagian dari program PSDKU UNJ. Semoga memberikan manfaat untuk semuanya. Selain itu, kehadiran kampus UNJ ini nantinya diharapkan juga dapat menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitar kampus,” jelas Rikrik.
Kampus UNJ di luar Jakarta dengan konsentrasi ilmu pencak silat ini diharapkan bisa segera beroperasi pada tahun depan. Saat ini baik dari UNJ dan YKD masih menghitung infrastruktur apa saja yang harus dipenuhi agar kampus tersebut dapat segera mulai menerima mahasiswa baru sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, UNJ dan YKD juga akan melakukan talent scouting untuk mencari calon-calon pengajar atau dosen terbaik di program studi pencak silat ini.